Minggu, 20 Desember 2009

PERUBAHAN FISIOLOGIS PENUAAN

Sistem musculoskeletal
a.Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat mengalami perbahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur.perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, menurunnya kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
b.Kartilago. Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata.perubahan tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan. Akibat perubahan itu sendi mengalami peradangan, kekakuan, nyeri, keterbatasan gerak, dan terganggunya aktifitas sehari-hari.
c.Tulang. Berkurangnya kepadatan tulang, setelah diobservasi, adalah bagian dari penuaan fisiologis. Trabekula longitudinal menjadi tipis dan trabekula transversal terabsorpsi kembali.dampak berkurangnya kepadatan akan mengakibatkan osteoporosis.
d.Otot. Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi. Penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung, dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negative. Dampak perubahan morfologis otot adalah penurunan kekuatan, penurunan fleksibilitas, peningkatan waktu reaksi, danpenurunan fungsional otot.
e.Sendi.pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, dan fasia mengalami penurunan elastisitas. Beberapa kelainan akibat perubahan pada sendi yang banyak terjadi pada lansia antara lain osteoarthritis, arthritis rheumatoid, gout, psedogoud. Kelainan tersebut dapat menimbulkan gangguan berupa bengkak, nyeri, kekakuan sendi, keterbatasan luas gerak sendi, gangguan jalan, dan aktifitas keseharian lainnya.

Sistem saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan penurunan persepsi sensorik dan respon motorik pada susunan saraf pusat dan penurunan reseptor proprioseptif. Perubahan tersebut mengakibatkan penurunan fungsi kognitif, koordinasi, keseimbangan, kekuatan otot, reflex, proprioseptif, perubahan postur, dan peningkatan waktu reaksi.
Sistem kardiovaskuler dan respirasi
a.System kardiovaskuler. Massa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi, dan kemampuan peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan penumpukan lipofusin.
b.System respirasi. Pada penuaan terjadi jaringan ikat oaru. Kapasitas total paru tetap, tetapi volume cadangan paru bertambah. Volume tidal bertambah untuk mengompensasi kenaikan ruang rugi paru. Udara yang mengalir ke paru kurang. Perubahan pada otot, kartilago, sendi toraks mengakibatkan gerakan pernafasan terganggu dan peregangan toraks berkurang.

Sistem indra
a.System penglihatan erat kaitannya dengan presbiopi. Lensa kehilangan elastisitas dan kaku. Otot penyangga lensa lemah dan kehilangan tonus. Ketajaman penglihatan dn daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang.
b.Gangguan pendengaran pada lansia umumnya disebabkan koagulasi caiaran yang terjadi selama otitis media atau tumor seperti kolesteatoma. Hilangnya sel-sel rambut klokear, reseptor sensorik primer system pendengaran atau sel saraf koklear ganglion.
c.System pengecap. Penurunan kemampuan pengecapan,peningkatan nilai ambang untuk identifikasi benda.
d.System penghidu. Degenerasi sel sensorik mukosa hidung, penurunan sensivitas nilai ambang terhadap bau.
e.System peraba. Penurunan kecepatn hantaran saraf, penurunan respons terhadap stimulus taktil, penyimpangan persepsi nyeri,risiko terhadap bahaya termal yang berlebihan.

Sistem integument
a.Perubahan morfologi :
- Peningkatan pigmentasi.
- Atrofi epidermis, glandula sbasea, glandula sudorifera, dan folikel rambut.
- Degenerasi kolagen dan elastin.
- Peningkatan viskositas aliran darah.
- Mutasi somatic.
- Pengurangan jaringan subkutan.
- Pengurangan lemak.
b.Perubahan fungsional :
- Kulit mengelupas, tipis, kering, keriput, dan mudah pecah.
- Cenderung terjadi bercak senilis berwarna merah ungu.
- Atrofi kuku, perubahan warna rambut abu-abu / putih.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENUAAN
Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologis. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis, diharapkan mereka tua dalam keadaan sehat. Penuaan itu sesuai dengan kronologis usia (penuaan primer), dipengaruhi oleh factor endogen, perubahan dimulai dari sel-jaringan-organ-sistem pada tubuh.bila penuaan banyak dipengaruhi oleh factor eksogen, yaitu lingkungan social budaya, gaya hidup disebut penuaan sekunder.

KAJIAN PSIKOSOSIAL LANSIA
Pada lansia terjadi penurunan kemampuan social dan finansialnya. Kelangsungan hidupnya akan menjadi tanggungan keluarga (anak-cucu) atau pemerintah (badan sosial). Dukungan social dan cara individu mengatasi masalah sangat berperan penting dalam proses munculnya penyakit. Dukungan social dan cara mengatasi masalah merupakan mediator dalam mengatasi penyakit yang berhubungan dengan stress. Dukungan social yang tinggi akan mempercepat pemecahan masalah yang dihadapi termasuk penyakit yang diderita.pelayanan di hospice lebih di fokuskan pada pengurangan rasa sakit dan bukan pada penyembuhan. Selain itu, juga di berikan persiapan untuk menghadapi kematian, baik kepada penderita ataupun keluarganya. Selain hospice, pendekatan system social lansia perlu digalakkan. Pendekatan itu lebih menitikberatkan interaksi antara individu dan system social yang luas, misalnya lansia tinggal bersama anak atau cucunya. Bagi yang kurang seimbang mentalnya, kesendirian yang dialami akan menimbulkan rasa terisolasi dan depresi yang dimanifestasikan dalam bentuk kecemasan, keluhan fisik tanpa kerusakan organis.

Tidak ada komentar:

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19 Mohon edukasi kepada masyarakat terkait pemeriksaan RAPID-TEST sebagai berikut : 1) Rapid-test bukan...