Minggu, 20 Desember 2009

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
( COMBUSTIO)


Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja, baik dirumah, tempat kerja, bahkan dijalan atau ditempat – tempat lain. Luka bakar menjadi masalah oleh karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kematian umumnya terjadi dalam waktu 7 hari pertama masa perawatan ( masalah jangka pendek ), sementara sisa kasus yang bertahan hidup menghadapi masalah tersendiri, antara lain lamanya masa perawatan antara 40 – 148 hari rawat dan penyulit yang timbul ( masalah jangka panjang ).
Penyebab luka bakar bermacam – macam, bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan radiasi. Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan kerusakan kulit yang dapat mempengaruhi berbagai system tubuh. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Unit Luka Bakar RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama tahun `98, ternyata inti permasalahan terletak pada kekurangan dalam penilaian dan penatalaksanaan pertama, khususnya tindakan resusitasi cairan pada fase syok yang akan sangat menentukan kondisi maupun tindakan selanjutnya ( Yefta Moenadjat, 2001 ).
Syok hipovolemik pada fase akut menyebabkan hipoksi jaringan yang berlanjut dengan kegagalan fungsi organ – organ penting, seperti ginjal, paru, otak, hepar, dan jantung. Kondisi hipoksi ini, menginduksi terjadinya proses respons inflamasi sistemik ( Systemic inflammatory response syndrome ) dan berakhir dengan kematian; yang selalu diduga sebagai sepsis.
20 tahun yang lalu, orang dewasa yang mengalami 50% luka bakar, mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup kurang dari 50%. Pada saat ini, orang dewasa dengan luka bakar seluas 75%, mempunyai kesempatan untuk hidup 50% dan ini bukan hal yang luar biasa, jika pasien mendapatkan perawatan yang serius di unit perawatan khusus luka bakar ( Feller & Jones, 1987 dalam Christantie Effendi, 1999 ).

LUKA BAKAR
• Pengertian
Luka baker adalah kerusakan jaringan tubuh / cedera traumatic yang disebabkan kontak dengan sumber panas ( Api, cairan panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ).
• Fase Luka Bakar
1. Fase Awal / Akut / Shock
Pada fase ini, terjadi gangguan saluran nafas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi yang mengakibatkan gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis yang bersifat sistemik.
2. Fase Setelah Shock Berakhir / Diatasi / Subakut
Luka terbuka akibat kerusakan jaringan ( kulit dan jaringan dibawahnya ) menimbulkan masalah, antara lain :
a)Proses inflamasi
Bakar (LB) lebih hebat disertai eksudasi dan “kebocoran” protein. Reaksi inflamasi local, kemudian berkembang menjadi reaksi sistemik dengan dilepasnya zat – zat yang berhubungan dengan proses imonologik, yaitu kompleks lipoprotein yang menginduksi respons inflamasi sistemik.
b)Infeksi yang dapat menimbulkan sepsis.
c)Proses penguapan cairan tubuh disertai panas / energi ( evaporative heat loss ) yang menyebabkan perubahan dan gangguan proses metabolisme.
3. Fase Lanjut
Berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Permasalahan yang terjadi adalah timbulnya penyulit dari LB berupa parut hipertropik, kontraktur dan deformitas lain yang terjadi karena kerapuhan jaringan atau organ – organ strukturil.

Tidak ada komentar:

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19 Mohon edukasi kepada masyarakat terkait pemeriksaan RAPID-TEST sebagai berikut : 1) Rapid-test bukan...