Sabtu, 31 Desember 2011

PERSALINAN PRETERM

PERSALINAN PRETERM


 

  1. PENGERTIAN

    Persalinan Preterm adalah persalinan yang berlangsung pada umur kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (ACOG 1995).

    Himpunan Kedokteran Fetomaternal POGI di Semarang tahun 2005 menetapkan bahwa persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu.


     

  2. ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI

    Persalinan premature merupakan proses yang multifaktorial. Kombinasi keadaan obstetric , sosiodemografi dan faktor medic mempunyai pengruh terhadap terjadinya persalinan premtur. Banyak kasus persalinan premature sebagai akibat proses patogenik yang merupakan mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi uterus dan perubahan serviks, yaitu :

    1. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu maupun janin, akibat stress pada ibu dan janin.
    2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari traktus genitourinaria atau infeksi sistemik.
    3. Perdarahan desidua.
    4. Peregangan uterus patogeneik.
    5. Kelainan pada uterus atau serviks.

    Kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadi persalinan preterm adalah

    1. Janin dan Plasenta
      1. Perdarahan pada trimester awal
      2. Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
      3. Ketuban pecah dini (KPD) sehingga menyebabkan gawat janin dan temperature tinggi
      4. Pertumbuhan janin terhambat
      5. Cacat bawaan janin (kelainan congenital)
      6. Kehamilan ganda/gemeli
      7. Polihidamnion
    2. Ibu
      1. Penyakit berat pada ibu, seperti hypertensi essentialis, sifilis, rematik, penyakit-penyakit ginjal dan mioma uteri
      2. Diabetes mellitus
      3. Preeclampsia/hipertensi
      4. Infeksi saluran kemih/genital/intrauterine
      5. Penyakit infeksi dengan demam
      6. Stres psikologik
      7. Kelainan bentuk uterus/serviks
      8. Riwayat persalinan preterm/abortus berulang
      9. Inkompetensi serviks (panjang servik kurang dari 1 cm) dan kelainan kongenital rahim (uterus arkuatus, uterus septus)
      10. Pemakaian obat narkotik
      11. Trauma
      12. Perokok berat dengab lebih dari 10 batang/hari
      13. Kelainan imunologi/kelainan resus
      14. Umur ibu terlalu muda kurang dari 20 tahun atau terlalu tua di atas 35 tahun
      15. Suku bangsa dan social ekonomi (anemia dan kurang gizi)
      16. Jarak persalinan yang rapat
      17. Pekerjaan yang terlalu berat sewaktu hamil


 

  1. DATA FOKUS PADA PERSALINAN PRETERM
    1. Data Subjektif
      1. Ibu mengeluh nyeri pada punggung bawah (low back pain)
      2. Tekanan atau sakit suprapubik, dapat membingungkan dengan infeksi saluran kencing.
      3. Perdarahan bercak
      4. Perasaan menekan pada daerah serviks
      5. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
    2. Data Objektif
      1. Terdapat kontraksi uterus berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
      2. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadinya pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80 %
      3. Presentasi janin rendah sampai mencapai spina isciadika
      4. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm
    3. Pemeriksaan diagnostic
      1. Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin 500 sampai 2500 gram)
      2. Tes nitrazin : menentukan KPD
      3. Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka itu menandakan adanya infeksi amniosentesis yaitu radio lesitin terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi fofatidigliserol (PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotik.
      4. Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus / status janin.
  2. PATOFISIOLOGI

Enzim sitokinin dan prostaglandin, ruptur membran, ketuban pecah, aliran darah ke plasenta yang berkurang mengakibatkan nyeri dan intoleransi aktifitas yang menimbulkan kontraksi uterus, sehingga menyebabkan persalinan prematur.

Dampak dari persalinan prematurus bagi ibu dan janin :

  1. Pada janin, menyebabkan kelahiran yang belum pada waktunya sehingga organ-organ vital pada janin belum mampu melakukan fungsinya dengan optimal, terutama paru-paru.
  2. Sedangkan pada ibu, resiko tinggi pada kesehatan yang menyebabkan ansietas dan kurangnya informasi tentang kehamilan mengakibatkan kurangnya pengetahuan untuk merawat dan menjaga kesehatan saat kehamilan
  3. PENATALAKSANAAN
  4. Tirah baring ke satu sisi
  5. Monitor kontraksi uterus dan denyut jantung janin
  6. Cari kemungkinan penyebab terjadinya persalinan preterm :
    1. Sistitis
    2. Pielonefritis
    3. Bakteriuria asimptomatis
    4. Inkompetensia serviks
  7. Tentukan umur kehamilan lebih pasti dengan :
    1. Anamnesis
    2. Pemeriksaan klinis
    3. Pemeriksaan USG
  8. Pemberian tokolitik pada prinsipnya diperlukan, tapi dengan berbagai pertimbangan :
    1. Tokolitik tidak diberikan pada keadaan-keadaan :
  • Adanya infeksi intrauterin
  • Adanya solusio plasenta
  • Adanya lethal fetal malformation
  • Adanya kematian janin dalam rahim
  1. Keputusan pemberian tokolitik pada kasus Diabetes Mellitus, hipertensi dalam kehamilan, insufisiensi plasenta dan dugaan adanya pertumbuhan janin terhambat harus dilakukan penilaian kesejahteraan janin terlebih dahulu atau dikonsultasikan kepada supervisor.
  2. Pemberian tokolitik dengan memakai :
  • Magnesium sulfat
  • Ritodrine
  1. Pemberian Glukokortikoid pada umur kehamilan kurang dari 35 minggu :
  • Deksametason 5 mg intramuskular, 4 dosis setiap 6 jam yang dapat diulang satu minggu kemudian

Glukokortikoid tidak boleh diberikan apabila ada tanda-tanda infeksi

  1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU PRETERM
    1. S (SUBJEKTIF)

      Data subjektif dapat deperoleh melalui anamnesa berupa :

      1. Ibu mengeluh nyeri pada punggung bawah (low back pain)
      2. Tekanan atau sakit suprapubik
      3. Perdarahan bercak
      4. Perasaan menekan pada daerah serviks
      5. Terdapat pengeluaran air ketuban

      Semuanya terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu


       


       

    2. O (Objektif)

      Data objektif dapat diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perfusi, seperti :

      1. Terdapat kontraksi uterus berulang sedikitnya setiap 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali dalam waktu 10 menit
      2. Pemeriksaan serviks menunjukkan telah terjadinya pembukaan sedikitnya 2 cm dan penipisan 50-80 %
      3. Presentasi janin rendah sampai mencapai spina isciadika
      4. Selaput ketuban pecah dapat merupakan tanda awal terjadinya persalinan preterm

      Pemeriksaan laboratorium

      Bidan hanya dapat melakukan pemeriksaan laboratorium berupa tes nitrazin untuk menentukan KPD yang merupakan penyebab persalinan preterm.

    3. Assesment
  • Contoh penegakan diagnose kebidanan yang dapat ditegakkan bidan pada ibu yang premature adalah

    G1P0000 UK 32 minggu 4 hari hidup dengan tanda-tanda inpartu

  • Resiko persalinan preterm
  1. Planning
    1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami
    2. Jelaskan bahwa keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik
    3. Jelaskan bahwa pada ibu terdapat tanda-tanda persalinan premature
    4. Beri KIE tentang rencana rujukan ke rumah sakit
    5. Siapkan surat rujukan
    6. Anjurkan ibu dan suami untuk segera ke rumah sakit

Tidak ada komentar:

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19 Mohon edukasi kepada masyarakat terkait pemeriksaan RAPID-TEST sebagai berikut : 1) Rapid-test bukan...