Minggu, 31 Januari 2010

OKSIGEN HIPERBARIK (OHB)

    Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan udara bertekanan tinggi (RUBT/Hiperbaric chamber) sambil bernafas oksigen murni (O2 : 100%).

    Pada mulanya pemberian OHB dikerjakan pada pengobatan pad penyelam yang mengalami penyakit dekompresi, namun ternyata kemudian bahwa juga bermanfaat pada pengobatan berbagai penyakit klinik

    Penobatan OHB telah dikenal sejak tahun 1780 setelah manusia menemukan oksigen. Karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan situasi, maka pengobatan OHB mengalami pasang surut. pada saat Amerika dilanda wabah influenza tahun 1920; Dr Cunningham berhasil menyembuhkan psien-pasienberat yang sudah tidak ada harapan sembuh. Pada saat itu dunia mengalami malaise dan pengobatan ini ditinggalkan, karena terlalu mahal, dan pada saat itu obat-obat kedokteran sudah mulai berkembang. Pengobatan OHB mencuat lagi setelah Prof. Ite Boerema dari negeri belanda berhasil menemukan teoriri yang kuat mengenai mekanisme pengobatan OHB Kini pengobatan ini telah berkembang di seluruh dunia

    Pada dasarnya pengobatanOHB ditujukan pada jaringan yang mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran darah), yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat. Dengan pemaparan OHB maka RB dapat berhenti. Manfaat lain dari pemberian OHB adalah: meningkatnya daya hidup sel dan jaringan, membentuk neovaskularisasidan proliferasi jaringan yang hal ini penting untuk proses penyembuhan luka; meningkatkan kemampuan butir darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit; membunuh kuman secara langsung; dan mengobati penyakit emboliudara serta penyakit dekompresi (penyakit akibat salah prosedur menyelam)

    Pemberian OHB untuk kesehatan dan kebugaran mempunyai khasiat 2 sisi yaitumenghancurkan radikal bebas dalam reaksi penangkal RB, sedangkan sisi lain menyebutkan kerusakan jaringan akibat reaksi RB, dan fungsi organ tubuh akan pulihkembali dan akan dirasakan oleh pasien menjadi bugar.


 

Mekanisme Pengobatan Oksigen Hiperbarik

    Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien menghirup oksigen murni (100%) pada tekanan udara lebih besar dari pada tekanan udara atmosfir normal. pengobatan oksigen hiperbarik ini,berpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematik,dimana terjadi peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa.


 

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

    Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala. baik sebagai pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya, mekanisme tersebut berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan yang masih dapat diobati.

1 Hiperoksigenasi

    Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi di daerah yang aliran darahnya buruk. Peningkatan tekanan di dalam RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat. Ini diwujudkan pada nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg, serta menghasilkan peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler. Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara, mnamun hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk mempertahankankelangsungan hidup jaringan, hingga kerusakan terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk.

2. Neovaskularisasi

    menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik. Efek terapeutiknya meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast, pembentukan kolagen barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi, osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis.

3. Hiperoksia

    Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi kumanklostridiumperfringens (gas Gangren). HIpoksia menyebabkan fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi, serta meningkatkan aktivitas Aminoglikosida. Penemuan terbaru menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

4. Efek Penekanan Langsung

    Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume intravaskuler atau gas bebas lainnya. selama lebih dari seabad lamanya mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan emboli gas artericerebral (CAGE), yang biasanya berkaitan dengan para penyelam.

5. Hiperoksia

    Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi. Ini terjadi tanpa disertai komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut lainnya pada cedera ekstremitas, dan juga mengurangi timbulnya edema interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft). Penelitian paada aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan cairan untukresusitasi, bilamana pengobatan OHB ditambahkan terhadap protokolpenanganan standar luka baker.

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

    Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuai/menyimpang. Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan akibat dari dua komponen berikut:

  1. Komponen cedera yang ireversibel, sebagai akibat langsung hipoksia
  2. Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit yang menyimpang tadi.

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak langsung tersebut, dengan mencegah aktivasi lekosit yang menyimpang. Pada keadaan demikian, OHB dapat mempertahankan jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses cedera tadi (iske,ia dan perfusi).


 

    

Rabu, 20 Januari 2010

PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENYEHATAN MAKANANWARUNG/KANTIN SEKOLAH


 

Warung/kantin sekolah      Tempat penjualan makanan & minuman yang diorganisir sekolah, berada dalam pekarangan sekolah dan di buka selama hari sekolah.


 

Syarat pengelolaan warung/kantin sekolah :

1. Tenaga         Penanggung jawab kelangsungan warung sekolah, berbadan sehat, bebas penyakit menular, bersih, rapi, mengerti gizi & kesehatan.

2. Dana      Modal penyelenggaraan warung sekolah.

3. Lokasi & Ruang Makan

- Lokasi di dalam pekarangan sekolah.

- Tidak berdekatan dengan jamban, kamar mandi & tempat sampah.

- Ruang bersih & nyaman.

- Dilengkapi tempat cuci tangan, dilengkapi sabun ,lap & mudah dijangkau anak sekolah.

4. Sarana & Peralatan

- Sarana      Ruang khusus warung sekolah, meja, rak-rak, alat penyajian, alat makan & minum.

- Peralatan        Disesuaikan dengan macam makanan yang disediakan.


 

Warung sekolah      Memiliki meja, bangku-bangku, tempat cuci tangan, peralatan makan & minum, alat penyajian, tempat sampah tertutup.


 

Alat- alat        Bahan yang mudah dibersikan, tidak berbahaya & tidak luntur.


 

PENYEHATAN MAKANAN WARUNG/KANTIN SEKOLAH


 

A. TUJUAN UMUM         Terselenggaranya upaya penyehatan makanan & minuman warung sekolah di sekolah sehingga masyarakat sekolah terlindung dari kemungkinan gangguan kesehatan.


 

B. TUJUAN KHUSUS

1. Diperolehnya kesamaan pemahaman tentang penyehatan makanan.

2. Terlaksananya perilaku bersih & sehat dalam mempersiapkan, mamasak, menyajikan makanan, menangani alat, ruang & lingkungan.

3. Terlaksananya pembinaan & pengawasan yang terus menerus, berkesinambungan dan terpadu oleh masyarakat sekolah.

4. Terwujudnya penampilan warung sekolah yang bersih & sehat.


 

C. FAKTOR PENYEHATAN KANTIN

1. Pemilihan Bahan Makanan yang Perlu Diingat :

- Hindari penggunaan bahan makanan yang tidak jelas sumbernya.

- Gunakan pencatatan tempat pembelian bahan makanan.

- Mintalah informasi tentang bahan makanan.

- Belilah di tempat penjualan resmi.

- Tidak kadaluwarsa, terkontaminasi

2. Perhatikan Cara Penyimpanan Agar Menggunakan Sistem FI-FO.

3. Pengolahan Makanan


 


 

Definition of Venereal disease

Venereal disease: A disease that is contracted and transmitted by sexual contact, caused by microorganisms that survive on the skin or mucus membranes, or that are transmitted via semen, vaginal secretions, or blood during intercourse. Because the genital areas provide a moist, warm environment that is especially conducive to the proliferation of bacteria, viruses, and yeasts, a great many diseases can be transmitted this way. They include AIDS, chlamydia, genital warts, gonorrhea, syphilis, yeast infections, and some forms of hepatitis. Also known as a morbus venereus or sexually transmitted disease (STD). See: sexually transmitted diseases in men, sexually transmitted diseases in women

venereal disease

A sexually transmitted disease (STD), also known as sexually transmitted infection (STI) or venereal disease (VD), is an illness that has a significant probability of transmission between humans or animals by means of human sexual behavior, including vaginal intercourse, oral sex, and anal sex. While in the past, these illnesses have mostly been referred to as STDs or VD, in recent years the term sexually transmitted infection (STI) has been preferred, as it has a broader range of meaning; a person may be infected, and may potentially infect others, without showing signs of disease. Some STIs can also be transmitted via the use of IV drug
needles after its use by an infected person, as well as through childbirth or breastfeeding. Sexually transmitted infections have been well known for hundreds of years.

The Art of Dealing with People by Les Giblin

A short read. This booklet reminds one of the criticality of not damaging the ego of another person in general interactions. Excellent advice - Dale Carnegie-like - and difficult to apply in practice - because it goes against our naturally selfish tendancies. Here is the basic structure of the book. (Please excuse the formatting - I was too lazy to find out how to make readable html survive the processing of blogger - which wants to interpret newlines and html tags with equal alacrity).


Thinking creatively about human relations
If you want to get anything done - you had better be
able to get along with other people
Understanding the human ego
Recognizing that everyone is egotistical, selfishly
interested in themselves, wants to amount to something
and wants to be feel approval
A starved ego is a mean ego
Making people feel important
Think others are important
Notice people
Don't compete with people
Know when to correct people
Controlling the actions and attitudes of others
Be confident
Walk confidently
Shake hands confidently
Moderate your voice
Smile
Impute virtue in others
Creating a good impression
Don't wear a disguise
Don't knock the competition
Developing an attractive personality
Accept, approve and appreciate others
Learning to communicate effectively
Don't try to be perfect
Get people talking about themselves
Don't tease and don't be sarcastic
Listening
Listening makes you clever, so...
Look at the person who is talking
Appear deeply interested
Lean towards the person
Ask questions
Don't interrupt, ask for more
Stick to the speaker's subject
User the speaker's words
Convincing others
Allow others to speak to state their case
Pause before you answer
Don't insist on winning 100%
State you case moderately
Speak through third parties
Allow others to save face
'I felt the same way about it at first, until I
ran acorss this information which changed the picture'
Giving praise
Sincerity
Speak up
Thank people by name
Look at people when you thank them
Work at thanking people
Thank people when they least expect it
Criticizing without offending
Criticize in private
Preface criticism with a kind word
Criticize the act not the person
Supply the answer
Ask for cooperation
One criticism to an offence
Finish in a friendly fashion

Skala Pengukuran Statistik

Ada 4 macam skala pengukuran yaitu: skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.


1. Skala nominal

Adalah skala yang semata-mata hanya untuk memberikan indeks, atau nama saja dan tidak mempunyai makna yang lain. Contoh:

Data

Kode (a)

Kode (b)

Yuni

1

4

Desi

2

2

Ika

3

3

Astuti

4

1

Keterangan: Kode 1 sampai dengan 4 (a) semata-mata hanyalah untuk memberi tanda saja, dan tidak dapat dipergunakan sebagai perbandingan antara satu data dengan data yang lain. Kode tersebut dapat saling ditukarkan sesuai dengan keinginan peneliti (menjadi alternatif b) tanpa mempengaruhi apa pun.


 

2. Skala ordinal

Adalah skala ranking, di mana kode yang diberikan memberikan urutan tertentu pada data, tetapi tidak menunjukkan selisih yang sama dan tidak ada nol mutlak. Contoh:

Data

Skala Kecantikan (a)

Skala Kecantikan (b)

Yuni

4

10

Desi

3

6

Ika

2

5

Astuti

1

1

Skala kecantikan (a) di atas menunjukkan bahwa Yuni paling cantik (dengan skor tertinggi 4), dan Astuti yang paling tidak cantik dengan skor terendah (1). Akan tetapi, tidak dapat dikatakan bahwa Yuni adalah 4 kali lebih cantik dari pada Astuti. Skor yang lebih tinggi hanya menunjukkan skala pengukuran yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat menunjukkan kelipatan. Selain itu, selisih kecantikan antara Yuni dan Desi tidak sama dengan selisih kecantikan antara Desi dan Ika meskipun keduanya mempunyai selisih yang sama (1). Skala kecantikan pada (a) dapat diganti dengan skala kecantikan (b) tanpa mempengaruhi hasil penelitian.

Skala nominal dan skala ordinal biasanya mempergunakan analisis statistik non parametrik, contoh: Korelasi Kendall, Korelasi Rank Spearman, Chi Square dan lain-lain.


 

3. Skala interval

Skala pengukuran yang mempunyai selisih sama antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain, tetapi tidak memiliki nilai nol mutlak. Contoh:

Data

Nilai Mata Kuliah (a)

Skor Nilai Mata Kuliah (b)

Yuni

A

4

Desi

B

3

Ika

C

2

Astuti

D

1

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai A setara dengan 4, B setara dengan 3, C setara dengan 2 dan D setara dengan 1. Selisih antara nilai A dan B adalah sama dengan selisih antara B dan C dan juga sama persis dengan selisih antara nilai C dan D. Akan tetapi, tidak boleh dikatakan bahwa Yuni adalah empat kali lebih pintar dibandingkan Astuti, atau Ika dua kali lebih pintas dari pada Astuti. Meskipun selisihnya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.


 

4. Skala rasio

Adalah skala pengukuran yang paling tinggi di mana selisih tiap pengukuran adalah sama dan mempunyai nilai nol mutlak. Contoh:

Data

Tinggi Badan

Berat badan

Yuni

170

60

Desi

160

50

Ika

150

40

Astuti

140

30

Tabel di atas adalah menggunakan skala rasio, artinya setiap satuan pengukuran mempunyai satuan yang sama dan mampu mencerminkan kelipatan antara satu pengukuran dengan pengukuran yang lain. Sebagai contoh; Yuni mempunyai berat badan dua kali lipat berat Astuti, atau, Desi mempunyai tinggi 14,29% lebih tinggi dari pada Astuti.


 

Skala pengukuran interval dan rasio biasanya dikenai alat statistik parametrik

Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov

Banyak sekali teknik pengujian normalitas suatu distribusi data yang telah dikembangkan oleh para ahli. Kita sebenarnya sangat beruntung karena tidak perlu mencari-cari cara untuk menguji normalitas, dan bahkan saat ini sudah tersedia banyak sekali alat bantu berupa program statistik yang tinggal pakai (bajakan lagi). Berikut adalah salah satu pengujian normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov.

Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.


Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Sampai di sini dah ngerti lum????

Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya….ya berarti data yang kita uji normal, kan tidak berbeda dengan normal baku.

O, ya ada juga kelemahan dari Uji Kolmogorov Smirnov (mohon maaf kepada Bapak Almarhum Kolmogorov dan Bapak Almarhum Smirnov), yaitu bahwa jika kesimpulan kita memberikan hasil yang tidak normal, maka kita tidak bisa menentukan transformasi seperti apa yang harus kita gunakan untuk normalisasi. Jadi ya kalau tidak normal, gunakan plot grafik untuk melihat menceng ke kanan atau ke kiri, atau menggunakan Skewness dan Kurtosis sehingga dapat ditentukan transformasi seperti apa yang paling tepat dipergunakan.


Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov dengan Program SPSS

Pengujian normalitas dengan menggunakan Program SPSS dilakukan dengan menu Analyze, kemudian klik pada Nonparametric Test, lalu klik pada 1-Sample K-S. K-S itu singkatan dari Kolmogorov-Smirnov. Maka akan muncul kotak One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data yang akan diuji terletak di kiri dan pindahkan ke kanan dengan tanda panah. Lalu tekan OK saja. Pada output, lihat pada baris paling bawah dan paling kanan yang berisi Asymp.Sig.(2-tailed). Lalu intepretasinya adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,05 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal.

UJI INSTRUMEN

Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan objektif adalah sesuatu yang sangat esensi. Agar data yang dikumpulkan benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan reliabel.

VALIDITAS

Validitas (Validity) yaitu sejauhmana suatu alat ukur tepat dalam mengukur suatu data, dengan kata lain apakah alat ukur yang dipakai memang mengukur sesuatu yang ingin diukur. Misalnya bila kita ingin mengukur cincin, maka kita gunakan timbangan emas. Bila ingin menimbang berat badan, maka kita gunakan timbangan berat badan. Jadi dapat disimpulkan bahwa timbangan emas valid untuk mengukur berat cincin, tapi timbangan berat badan tidak valid untuk mengukur cincin.

RELIABILITAS

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama. Misalnya kita ingin mengukur jarak. Alat ukur pertama yang kita gunakan adalah meteran logam, dan alat ukur lainnya adalah dengan menghitung langkah kaki. Pengukuran dengan meteran logam akan mendapatkan hasil yang sama kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Namun sebaliknya jika pengukuran dengan tapak kaki, besar kemungkinan akan didapatkan hasil yang berbeda kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih.Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan meteran logam lebih reliabel dibandingkan dengan kaki.

CARA MENGUKUR VALIDITAS

Untuk mengetahui validitas instrumen/kuesioner biasanya dilakukan dengan tehnik korelasi Pearson Product Moment,yaitu cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel/pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel/pertanyaan tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor total.

CARA MENGUKUR RELIABILITAS

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Repeated Measure. Pertanyaan ditanyakan pada responden berulang pada waktu yang berbeda, (misalnya sebulan kemudian), dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. Pada umumnya pengukuran reliabilitas sering dilakukan dengan one shot dengan beberapa pertanyaan. Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu. Jika pertanyaannya tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan yang sudah valid baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.

Biasanya untuk keperluan uji instrumen/kuesioner ini, responden yang digunakan adalah pada lokasi yang berbeda dengan lokasi penelitian namun memiliki karakteristik yang sama. Biasanya jumlah responden yang digunakan adalah 10% dari jumlah sampel penelitian.

LANGKAH UJI KUESIONER PADA SPSS

Buka program SPSS, masukkan data-data hasil pengumpulan data sesuai dengan jumlah pertanyaan/variabel penelitian.Selanjutnya Klik”Analyze” pada menu pada bagian atas SPSS, pilih “Scale”, lalu pilih “Reliability Analysis”, Masukkan semua variabel ke dalam kotak “Items”,variabel/pertanyaan yang dimasukkan hanya variabel yang akan diuji saja. Pada “Model” biarkan pada pilihan “Alpha”. Lalu klik option”Statistics”, pada bagian “Descriptives for” klik pilihan “Item”,”Scale if item deleted”, sedangkan yang lain biarkan saja.Klik “Continue”,klik “OK”,maka akan keluar outputnya.

Interpretasi :

Hasil analisis reliability menghasilkan 2 bagian. Bagian pertama (item statistic) memperlihatkan hasil statistic deskriptif masing-masing variable(mean,st.deviasi,N). Pada bagian kedua menunjukkan hasil dari proses validitas dan reliabilitas. Ketentuan yang digunakan adalah pengujian dimulai dengan menguji validitas kuesioner baru dilanjutkan dengan uji reliabilitas.

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan r tabel dengan r hitung.

Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan df= n-2 (n= jumlah responden/sampel) . Pada tingkat kemaknaan 5%, maka akan didapatkan angka r tabel.

Nilai r hasil/output SPSS dapat dilihat pada kolom”Corrected item-Total Correlation”.

Keputusan:

Masing-masing pertanyaan/pernyataan dibandingkan nilai r hasil/output dengan nilai r tabel, bila r hasil>r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

1. Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan valid semua, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai “Cronbach’s Alpha”. Ketentuannya : bila r Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19

Pemeriksaan RAPIT-TEST COVID-19 Mohon edukasi kepada masyarakat terkait pemeriksaan RAPID-TEST sebagai berikut : 1) Rapid-test bukan...